Bekerja dengan Multi Workspace
Multi workspace mungkin akan terdengar asing bagi para pengguna Windows, tetapi hal ini berkebalikan dengan mereka yang sudah akrab dengan OS Linux maupun Mac. Fitur ini sebenarnya sudah lama dikembangkan, dan pertama kali saya melihatnya sekitar tahun 2006 saat pertama kali saya mengenal Linux, waktu itu kebetulan yang saya lihat adalah SuseLinux dengan Desktop Environment Gnome. Tak lama kemudian Apple mengadopsi konsep yang sama yang kemudian dibenamkan pada sistem operasi andalan mereka MacOS X, yang kemudian fitur tersebut mereka beri nama expose.
Saya pribadi dulu menganggap fitur ini kurang berguna, dan mungkin hanya sekedar showup dari pihak developer dengan tujuan untuk mempercantik tampilan desktop yang mereka suguhkan. Karena memang pada dasarnya waktu itu intensitas kerja dengan menggunakan komputer tidak terlalu banyak, dan kalaupun memang harus menggunakan komputer juga tidak terlalu banyak tugas yang dikerjakan. Paling hanya menggunakan satu atau dua macam aplikasi untuk mengerjakan satu macam topik pekerjaan. Ditambah lagi dengan kondisi waktu itu dimana hardware komputer masih sangat terbatas kemampuannya, ditambah OS yang menjadi andalan juga kurang mumpuni untuk melakukan multi tasking. Alhasil , untuk mengerjakan pekerjaan kedua yang notabene membutuhkan aplikasi tambahan yang perlu dibuka, kita harus menonaktifkan atau menutup aplikasi pertama yang telah kita buka sebelumnya.
Sekarang teknologi komputer sudah sangat maju, sehingga memungkinkan seseorang untuk mengerjakan banyak tugas dalam satu waktu. Para pengembang OS khususnya pada bagian desktop environment juga sudah melakukan langkah guna mendukung kemampuan ini. Salah satunya adalah dengan fitur mlti workspace.
Fitur workspace ini sangat membantu bagi saya khususnya dalam me-manage jendela aplikasi yang sedang saya gunakan. Saya bisa mengelompokkan jendela aplikasi tersebut kedalam satu workspace sesuai dengan topik pekerjaan yang saya kerjakan. Ini sangat berguna jika saya hendak mengganti jendela aplikasi dengan menggunak tombol alt+tab. Bayangkan jika kita membuka 15 jendela aplikasi untuk 3 pekerjaan yang berbeda, maka akan cukup merepotkan bagi saya untuk memilih jendela mana yang akan saya aktifkan. Tetapi dengan fitur ini hanya jendela yang berada pada workspace yang sedang aktif saja yang akan ditampilkan pilihannya pada saat kita akan menukar jendela aplikasi yang akan kita gunakan.
Kenapa harus membuka banyak sekali jendela aplikasi?
Kadang dalam melakukan sebuah pekerjaan, saya terbiasa sambil mendengarkan musik. Pada waktu mendengarkan musik, tentu saja daftar lagu yang akan saya putar saya sesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Biasanya, sebelumnya saya sudah membuat terlebih dahulu beberapa playlist yang akan saya mainkan sesuai dengan sikon tertentu. Saat mendengarkan musik, kadang saya menggonta ganti urutan lagu dengan harapan dapat membantu meningkatkan mood saya dalam bekerja.
Kadangkala ketika saya sedang mengerjakan suatu pekerjaan yang sulit, saya seringkali membutuhkan referensi untuk menjawab permasalahan - permasalahan yang ada. Kebetulan saya mengoleksi beberapa ebook dalam format .pdf yang memang saya persiapkan sebagai sumber referensi dalam penyelesaian masalah dalam pekerjaan. Dan untuk mengatasi permasalahan yang rumit tak jarang saya membuka 3 atau 4 bahkan lebih sumber referensi. Kebutuhan referensi ini akan mudah saya kelola jika saya kumpulkan atau atur dalam sebuah workspace khusus.
Ada lagi ketika saya membutuhkan referensi dari internet. Saya juga harus memisahkan antara jendela browser mana yang saya gunakan untuk urusan pribadi, dan jendela browser mana yang saya gunakan untuk urusan pekerjaan. Seringkali saking banyaknya tab yang dibuka, bentuk dari tab tersebut menjadi sangat kecil sehingga sulit bagi saya untuk mengidentifikasi judul atau isi dari tab tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut kadang saya mengelompokkan tab tab tersebut kedalam satu jendela browser sesuai dengan konten yang ada dibawah tab tersebut. Banyaknya jendela browser ini juga akan enak untuk kita kelola jika kita kumpulkan ke dalam workspace tertentu.
Masih belum cukup. Seringkali dalam mengerjakan sebuah pekerjaan saya tidak cukup hanya dengan menggunakan satu macam aplikasi, bisa 2 atau mungkin bisa lebih. Banyaknya jendela aplikasi ini kadang membingungkan saya. Ada kalanya saya harus memisahkan jendela aplikasi yang benar benar diperlukan dalam suatu proses dan mana yang tidak. Ini akan memudahkan saya ketika berpindah jendela aplikasi dengan menggunakan tombol alt+tab.
Dan satu lagi yang tak kalah penting, saya bisa memisahkan antara jendela jendela aplikasi untuk kepentingan pribadi, dan jendela aplikasi untuk kepentingan kantor. Hal ini khususnya ketika saya bekerja dengan diawasi oleh atasan. Jangan sampai pada saat saya diminta membuka jendela aplikasi tertentu, karena grogi, justru saya memperlihatkan jendela aplikasi yang bersifat pribadi kepada atasan.
Kesimpulannya fitur ini sangat berguna bagi saya dan anda yang terbiasa menggunakan komputer untuk banyak hal. Anda tidak harus membuka menutup atau me-minimize aplikasi yang anda gunakan secara berkali kali. Anda cukup mengumpulkan dalam suatu workspace tertentu dan biarkan dia tetap terbuka. Dan ketika anda menekan alt+tab anda hanya akan mendapatkan pilihan sesuai dengan yang anda kumpulkan dalam workspace tersebut.
Semua sudah ada, kemudahan sudah di depan mata. Kebebasan juga sudah tersedia, tinggal kita yang memutuskan kemanakah pilihan kita jatuhkan. Menggunakan Linux itu tidak sulit dan tetap bisa produktif.
Disqus Comments